Shalat birrul walidain bermula dari hadits Nabi,
عن أبي هريرة عن النبي قال من صلى ليلة الخميس ما بين المغرب والعشاء
ركعتين يقرأ في كل ركعة فاتحة الكتاب وآية الكرسي خمس مرات وقل هو الله أحد
خمس مرات والمعوذتين خمس مرات فإذا فرغ من صلاته استغفر الله تعالى خمس
عشرة مرة وجعل ثوابها لوالديه فقد أدى حق والديه عليه وإن كان عاقا لهما
وأعطاه الله تعالى ما يعطي الصديقين والشهداء (أخرجه ابو موسى المديني وأبو
منصور الديلمي في مسند الفردوس بسند ضعيف جدا وهو منكر)
Nabi muhamad SAW bersabda, “Barang siapa yang melakukan shalat dua
raka’at pada malam hari Kamis antara Magrib dan Isya’, dalam tiap
raka’at membaca al-Fatihah, ayat kursi lima kali, al Ikhlas lima kali,
dan al-Mu’awwidzatain juga lima kali kemudian setelah selesai shalat
membaca istughfar 15 kali dengan tujuan dihadiahkan pada orang tuanya,
maka dia termasuk orang yang sudah melakukan hak orang tuanya meskipun
sebelumnya dia orang yang menentang kedua orang tuanya dan Allah akan
memberikan sesuatu seperti halnya diberikan pada orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang yang jujur.” (HR Abi Hurairah)
Sabda baginda Rosululloh yang dilansir oleh Abi Hurairoh di atas masih
menyisakan teka-taki dikalangan ulama. Sebagian dari mereka menganggap
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Madini dan Abu Mansur
ad-Dailami dalam kitab musnadul firdaus sanadnya lemah bahkan termasuk
hadits munkar. Hal ini menunjukkan shalat birrul wâlidain tergolong
bid’ah dan tidak boleh dilakukan. Namun satu versi mengklaim pelaksanaan
rirual ini telah mendapatkan legitimasi dari syari’at
Senin, 01 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
mas mau tanya waqtunya sholat tersebut apakah bisa selain sebelum isya'/ selain malam kamis
BalasHapusmas mau tanya waqtunya sholat tersebut apakah bisa selain sebelum isya'/ selain malam kamis
BalasHapusSebaiknya di waktu setelah magrib dan sebelum isya mas diwaktu yang sudah ditentukan
BalasHapusHadits diatas ada di kitab apa ya? Trims
BalasHapusHadis diatas ada di kitab apa ya?
BalasHapus